Rabu, 09 Maret 2011

9Maret20111047malamdiCikarang

Malam ini ngga ada yang spesial sebenarnya. Selesai menghapus sekitar limabelas ribu email dari millist Cikarang Baru di yahoo, juga beberapa email di gmail, baru jam sepuluh lewat empat tujuh jam di kamar tidurku. Padahal terasa waktu berjalan begitu lamanya.

Kuputar media player dari laptop MSI, sekumpulan lagu lama segera saja mengisi playlist, alvian dengan semalam di Cianjur salah satunya.Malam sepi, hanya terdengar suara exhaust dan lagu lagu lama yang kuputar. File coreldraw isteri tercinta belum selesai disave. Sore tadi sambil mengantuk masih saja tangannya memegang tetikus, mencoba untuk sesegera mungkin menyelesaikan picture tangkapan kamera ponsel samsungnya untuk diupload di http://www.kizdbrandedshop.com nya.

Luar biasa kegigihannya. Sementara sang buah hati kami yang kedua, Myura Allyzha Sujatmiko setia menemaninya sambil sesekali meminta susu ekslusifnya. Sedangkan Dafa Attharsyah Sujatmiko terlalu sibuk dengan truk plastik terbarunya, yang siang tadi ikut terbawa sampai parkiran pabrik.

Sebentar lagi kurasa cukup istirahatnya. Pagi nanti pasti sibuk dengan persiapan persiapan menyambut datangnya fajar, menyambut datangnya limpahan anugerah dari Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Terima kasih ya Allah ,terima kasih ya Rosul, terima kasih Ibu dan Ayah, terima kasih Mamah ... Dafa dan Myura....

Minggu, 27 Februari 2011

Kangen ....

Haaa....kangen.

Satu kata itu yang membuatku melihat dan mengisi kembali blog kecilku. Setelah lama waktu kugunakan untuk mengikuti milist Cikarang Baru dari email yahoo dan gmail ku ( maksudnya memilih dan meng-trash-kan yang ngga kepilih ). Juga sempat melihat pacebok yang belum tentu sehari sekali kulihat.


Ada beberapa yang bisa diingat, ( karena ngga semua bisa diingat ) :
  1.  Masih ada orang yang mengingat kita, sekalipun seingatku sudah lama sekali ngga ketemu, telepon, sms, ataupun emailan maupun pacebokan.
  2.  Perasaan saja atau memang ada yang berubah? Sekarang ada statistik viewer di halaman postingan. Sempat bisa terdeteksi salah satunya ekoshp.com, terus ada lagi tamu dari belahan negara lain, kemarin ada 1 visitor, hari ini ada 3. Banyak lagi yang bisa diketahui sudah terfasilitasi. Thanks for google ...
Waktu kerja hari ini lebih cepat pulang dibanding kemarin. Selesai menemani pa Haji berbenah, matikan AC ruangan, matikan lampu, lantas jalan beriringan keluar gedung. Tiba di parkiran jam sudah hampir pukul 6. Bakalan kemaghriban di jalan. Tapi balik lagi nungguin waktu sholat maghrib malas. Sudah ah, jalan aja.


Bensin dah tiris. Mampir bentar di SPBU depan RS Cito. Beda kalau bawa baleno silver, CS 1 yang satu ini lebih sering ngisi, meskipun totaly, jauh lebih irit kalau kerja naik motor. Lebih irit lagi bawa revonya mamah. Tambah lagi jas hujan Rossida ngga perlu dibawa - bawa, cukup muat di bagasinya.

Maghrib tiba. Mampir lagi di RS Islam Karawang. Karena sudah terbiasa, ngga pake nanya and celingak - celinguk buat nyari mesjid dan tempat wudhunya. Selesai, ah .... sebentar ada panggilan alam.

Motor kembali melaju di jalan aspal yang masih mulus, sebelum masuk wilayah jalan kabupaten bekasi yang berbahaya karena banyak lubang yang ngga kelihatan di malam hari saking gelapnya jalanan. Ngga berani kebut, bukan kerena jalan banyak lubang, tapi emang ngga berani.

Setelah hampir satu jam perjalanan, sampailah sang pekerja di rumahnya yang sangat sederhana. Jauh dari hiruk pikuk keramaian di kota, karena memang depan rumah bukan jalan selain penghuni, juga bukan pasar buah dan sayur mayur, ikan, daging, tempe tahu, perabot alat rumah tangga dan lain - lain, apalagi pabrik petasan.

Masih sempet makan. ( yang jelas pasti disempetin ). Isteri tercinta membuatkan teh manis, tapi batal lantaran tehnya udah abis. Jadi terpaksa naik banding minum susu coklat merk bendera. Kalengnya dibuka pakai bukaan kaleng seharga 5 ribuan boleh beli di Lippo Cikarang Mall.

Ditemani segelas coklat susu dan marlboro merah, datang Dafa baru kembali dari main. Salim, ambil sepeda, main lagi sambil minta izin ke lapangan basket di Rusa raya. Belum dijawab sudah ngga kelihatan anaknya. Ah....anak itu sudah besar .... nakal. Mudah - mudahan ngga nakal sampai besar.

Jam sudah 9 malam. Dafa harus dijemput pulang, kembali ke rumah, cuci tangan dan kaki, berwudhu, sholat, berdo'a, agar mendapatkan mimpi indah dan menjadi keindahan yang nyata di kehidupannya kelak, hingga menghadapkan wajahnya kepada Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang .... amin ya Robbal'alamin ... 

Rabu, 16 Juni 2010

Awam berbicara

Banyak sudah perdebatan disampaikan dan kita saksikan juga dengar di berbagai kesempatan ( kadang juga tanpa sengaja ). Bukan hanya hal-hal yang menyangkut kepentingan khalayak ramai, tapi juga dalam hidup bermasyarakat, bahkan dalam keluarga sekalipun. Mungkin secara substansi akan berbeda - beda, tapi itulah yang bisa kita sebut sebagai adanya perbedaan.

Berbagai peristiwa dan kejadian juga disaksikan terjadi diberbagai penjuru dunia, begitu cepatnya informasi disampaikan oleh banyak media massa. Informasi yang bisa membawa pemirsa menilai positif atau negatif. Memojokan yang sudah terpojok. Menginjak yang sudah terinjak.

Ada dimana aku? Akan kemana anak-anakku ? Pertanyaan bernada cemas senantiasa berkerumun dalam pikiran. Ini bukan lagi zamanku. Semuanya tak ada yang abadi. Yang abadi adalah perubahan. Sulit ditemukan remaja muda belia membantu pak tani membajak sawah. Sang muda lebih banyak berkerumun di pusat-pusat " tongkrongan ", bermain alat komunikasi, dalam dunia yang setengahnya berada di dalam khayal.

Begitu tegasnya kata kata dari sang tua yang mengharapkan anaknya sekolah hingga pintar, bisa bekerja dengan penghasilan bulanan yang lumayan sebagai pekerja " kantoran ". Sementara banyak pula yang ramai -ramai menjadi pedagang. Baik yang berdagang dengan status importir, eksportir, produsen, pemasok, distributor, retail, grosir, dan tak ketinggalan lagi .... tanpa modal alias calo.

" Sekarang ini untuk masuk sekolah dasar, anak kita sudah harus dapat membaca ...", kata seorang teman.
Kalau begitu, pengajar pada sekolah dasar tidak lagi memberi pelajaran membaca dong ... terus dia ngapain? Sudah - sudah ...memang begitu mungkin peraturannya, kata seorang teman yang lain.

Menyerah pada keadaan ? ngga juga. Mengikuti perkembangan ? mungkin ini lebih mendekati. Melihat seorang petugas kebersihan di jalan , di sekitar perumahan yang secara periodik " memungut " sampah kita. Terkesan pekerjaan yang menurut sebagian adalah hina dan kurang bermartabat, tanpa berfikir, seperti apa jadinya sampah yang kita taruh depan rumah, bila ngga ada yang " mberesin? ". Ini membuat pikiran kadang jadi picik, untung masih ada orang susah. Masih ada orang miskin, hingga kita bisa disebut orang kaya. Astagfirullah ...