Minggu, 16 Mei 2010

Sejenak mencermati

Pagi tadi baru saja ku antar Isteri dan Anakku tercinta menuju ke kampung halaman isteri, Pulau Tidung.

Setelah sempat melihat informasi dari vivanews, kuteruskan update fbku, dilanjutkan membaca Email yahooku. Ada beberapa yang ku cermati, undangan arisan Cimart, Mobil BMW bekas, berita ambruknya sebuah jembatan dekat RS Medika yang sampai akhirnya cuma rusak ( ternyata ), dan masih banyak lagi.

Ada satu thread yang menarik, ajakan untuk berwisata ke pulau Pramuka dan pulau Tidung. Wah kebenaran sekali. Sabtu pagi nanti ada rencana menyusul keluarga ke sana.

" Permisi...., ada orang di rumah ?", sebuah suara mengagetkan aku. Segera saja aku beranjak.
" Ada ", jawabku. Ternyata mba Rose, seorang teman isteriku datang. " Silahkan mba, ada yang mau diambil lagi ?, tanyaku. " Iya, pa. Ibunya ngga ada ya?", jawabnya." Ngga, saya telepon dulu ya ", kataku sambil meraih hp.

Tapi rupanya kurang beruntung, mba yang satu ini sudah lebih dulu menelepon isteriku. Ya sudah. Alhamdulillah, dagangan baju anak branded isteriku banyak diminati. Satu folder bukti pengiriman ke banyak daerah di Indonesia sudah penuh. Setiap Minggu jadi pedagang kakilima di pasar Festival Jababeka hampir jadi kegiatan rutin kami.

Sudah 2 bulan ini isteri berhenti bekerja, repot mengurusi permintaan lewat kidzbrandedshopnya. Ditambah lagi mulai adanya buah hati kami yang kedua dalam kandungannya. Ya sudah, diputuskan buat berhenti bekerja.

Semuanya berubah...

Ngidam yang satu ini lucu juga, mual melihat dagangan dan fb. Jadinya ya terlantar komoditi sampingan kami. Ngga kehitung SMS yang masuk, belum lagi telepon, inbox, yang menanyakan kondisi isteri. Untungnya semua klien kami yang semuanya kebanyakan ibu - ibu ngerti bagaimana rasanya orang ngidam.

Pulau Tidung

Sekarang sudah ada peningkatan pengunjung. Hari Sabtu aku terlambat datang di Muara Angke. Menurut informasi, sudah 4 kapal yang berangkat. Tapi rupanya itu belum cukup. Senangnya masih bisa terangkut oleh kapal yang ke 5, walau tujuan sebenarnya dari kapal yang aku tumpangi adalah Pulau Panggang dan Pulau Pramuka.

Industri pariwisata lebih terlihat mandiri, karena warga kepulauan mempromosikan kepulauan seribu secara swadaya. Menurut informasi, lewat jaringan sosial facebook mereka tertarik untuk datang ke Pulau Tidung. Entah siapa yang mengekspos, aku belum sempat mencari tahu profilnya di FB.


Hari Sabtu jam 11.35 kapal yang aku tumpangi sudah merapat. Berbarengan dengan sebuah kapal penumpang yang berangkat dari Tanjung Kait, Tangerang. Kapal itu juga penuh. Suasana dermaga ramai sekali. Dari seorang warga, tercatat ada 800 orang yang datang dan mereka menginap di rumah - rumah penduduk.

Benar saja, sore yang cerah di Tanjongan ramai oleh pengunjung. Ada yang jajan, bermain voli pantai, snorkeling, foto-foto, atau sekedar berjalan menyusuri pantai dan jembatan sepanjang 500 meter menuju pulau Tidung Kecil. Hampir semuanya datang menggunakan sepeda sewaan yang jumlahnya mencapai ratusan. Kalau dulu aku bisa mengendarai sepeda motor hingga pulau Tidung Kecil, sekarang nampaknya sudah tidak diizinkan lagi.

Dafa bergaya dengan Azkia yg digendong tante Lina.












Ngga keliatan ...voley pantai...


Waktunya kembali pulang...sudah sore. Sempet ambil beberapa foto lagi. Buat dokumen pribadi. Juga ada titipan dari pak Haji Mulyo, buat mencari informasi seputar penginapan di pulau Tidung. Ada penginapan 5 saudara, penginapan sederhana Lila, juga rumah - rumah penduduk yang biasa digunakan untuk menginap pengunjung, dikoordinir oleh LPM pulau Tidung, termasuk rumah Isteriku.